Pertemuan ke 2
nama kelompok :
Adleni Yusli Angraeni (10514336)
Asri Sonya Parwati (11514749)
Gita Regina (14514588)
Michellin Hanada Fardiany (16514638)
Nandya Puspa Andini (17514815)
Sahla Amalia (19514933)
1.
TEORI PENDORONG KREATIVITAS
Kreativitas agar dapat terwujud
diperlukan dorongan dari individu (motivasi intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan
(motivasi ekstrinsik)
1) Motivasi Intrinsik dari Kreativitas
Setiap individu memiliki
kecenderungan atau dorongan mewujudkan potensinya, mewujudkan dirinya, dorongan
berkembang menjadi matang, dorongan mengungkapkan dan mengaktifkan semua
kapasitasnya.
Dorongan ini merupakan motivasi
primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru
dengan lingkungannya dalam upaya manjadi dirinya sepenuhnya. (Rogers dan Vernon
1982)
2) Kondisi eksternal yang mendorong
perilaku kreatif
Kretaivitas memang tidak dapat
dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul memerlukan
kokdisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri
potensinya.
Bagaimana cara menciptakan lingkungan
eksternal yang dapat memupuk dorongan dalam diri anak (internal) untuk
mengembangkan kreativitasnya?
Menurut pengalaman Carl Rogers dalam
psikoterapi adalah dengan menciptakan kondisi keamanan dan kebebasan
psikologis.
Keamanan psikologis
Ini dapat terbentuk dengan 3 proses
yang saling berhubungan:
a. Menerima individu sebagaimana
adanya dengan segala kelabihan dan keterbatasannya.
b. Mengusahakan suasana yang
didalamnya evaluasi eksternal tidak ada / tidak mengandung efek mengancam.
Evaluasi selalu mengandung efek mengancam yang menimbulkan kebutuhan akan
pertahanan ego.
c. Memberikan pengertian secara
empatis
Dapat menghayati perasaan-perasaan
anak, pemikiran-pemikirannya, dapat melihat dari sudut pandang anak dan dapat
menenrimanya, dapat memberikan rasa aman.
Kebebasan psikologis
Apabila guru mengijinkan atau memberi
kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan secara simbolis (melalui sajak atau
gambar) pikiran atau perasaannya. Ini berarti mmebrei kebebasan dalam berfikir
atau merasa apa yang ada dalam dirinya.
2. TEORI TENTANG PROSES KREATIF
a. Teori Wallas
dalam bukunya “The Art of Thought”
menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap :
1. Tahap Persiapan, memperisapkan diri
untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan data/ informasi, mempelajari pola
berpikir dari orang lain, bertanya kepada orang lain.
2. Tahap Inkubasi, pada tahap ini
pengumpulan informasi dihentikan, individu melepaskan diri untuk sementara
masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi
“mengeramkannya’ dalam alam pra sadar.
3. Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan
tahap timbulnya “insight” atau “Aha Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau
gagasan baru.
4. Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan
tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut terhapad realitas. Disini
diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran
kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis).
b. Teori Tentang Belahan Otak Kanan Kiri
Sejak anak lahir, gerakannya belum
berdifensiasi, selanjutnya baru berkembang menjadi pola dengan kecenderungan
kiri atau kanan. Hampir setiap orang mempunyai sisi yang dominan. Pada umunya
orang lebih biasa menggunakan tangan kanan (dominasi belahan otak kiri), tetapi
ada sebagian orang kidal (dominan otak kanan). Terdapat “dichotomia” yang membagi
fungsi mentala menjadi fungsi belahan otak kanan dan belahan otak kiri.
DIKOTOMI FUNGSI MENTAL
Belahan Otak Kiri Belahan Otak Kanan
Intelek Intuisi
Konvergen Divergen
Intelektual Emosional
Rasional Metaforik, intuitif
Verbal Non Verbal
Horizontal Vertikal
Konkret Abstrak
Realistis Impulsif
Diarahkan Bebas
Diferensial Eksistensial
Sekuensial Multipel
Historikal Tanpa Batas Waktu
Analitis Sintesis, Holitik
Eksplisit Implisit
Objekt if Subjektif
Sukses if Simultan
Sumber : Springer, S.P dan Deutsch,
1981
BELAJAR KREATIF
a. Pengertian
kreativitas belajar dapat diartikan
sebagai kemampuan siswa untuk menciptakan hal-hal baru dalam belajarnya baik
berupa kemauan mengembangkan kemampuan
formasi yang diperoleh dari guru dalam proses belajar mengajar yang berupa
pengetahuan sehingga dapat membuat kombinasi yang baru dalam belajarnya.
b. Liputan proses belajar kreatif
Secara fisikal, ada beberapa ciri
menonjol yang tampak dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
kratif adalah sebagai berikut.
1. Mengandalkan buku sebagai
satu-satunya sumber belajar. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih
memperkaya pengalaman belajar peserta didik. Bukan semata-mata untuk menjelekan
sama sekali buku pelajaran sebagai salah satu sumber belajar peserta didik.
2. Sumber belajar yang beraneka ragam
tersebut kemudian didesain skenario pembelajarannya dengan berbagai kegiatan.
3. Hasil kegiatan belajar mengajar
kemudian dipajang di tembok kelas, papan tulis, dan bahkan ditambah dengan tali
rapiah di sana-sini. Pajangan tersebut merupakan hasil diskusi atau hasil karya
siswa.pajangan hasil karya siswa menjadi satu ciri fisikal yang dapat kita
amati dalam proses pembelajaran.
4. Kegiatan belajar mengajar bervariasi
secara aktif, yang biasanya didominasi oleh kegiatan individual dalam beberapa
menit, kegiatan berpasangan, dan kegiatan kelompok kecil antara empat sampai
lima orang, untuk mengerjakan tugas-tugas yang telah disepakati bersama, dan
salah seorang di antaranya menyampaikan (presentasi) hasil kegiatan mereka di
depan kelas. Hasil kegiatan siswa itulah yang kemudian dipajang.
5. Dalam mengerjakan berbagai tugas
tersebut, para siswa, baik secara individual maupun secara kelompok, mencoba
mengembangkan semaksimal mungkin kreativitasnya.
6. Dalam melaksanakan kegiatannya yang
beraneka ragam itu, tampaklah antusiasme dan rasa senang siswa.
7. Pada akhir proses pembelajaran, semua
siswa melakukan kegiatan dengan apa yang disebut sebagai refleksi, yakni
menyampaikan (kebanyakan secara tertulis) kesan dan harapan mereka terhadap
proses pembelajaran yang baru saja diikutinya (Suparlan, 2008: 73)
c. Mengapa belajar kreatif itu
penting ?
Refinger (1980 : 9-13) dalam Conny
Semawan (1990:37-38) memberikan empat alasan mengapa belajar kreatif itu
penting.
1. Belajar kreatif membantu anak menjadi
berhasil guna jika kita tidak bersama mereka. Belajar kreatif adalah aspek
penting dalam upaya kita membantu siswa agar mereka lebihmampu menangani dan
mengarahkan belajar bagi mereka sendiri.
2. Belajar kreatif menciptakan
kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu kita
ramalkan yang timbul di masa depan.
3. Belajar kreatif dapat menimbulkan
akibat yang besar dalam kehiduppan kita. Banyak pengalamankreatif yang lebih
dari pada sekedar hobi atau hiburan bagi kita. Kita makin menyadari bahwa
belajar kreatif dapat mempengaruhi, bahkan mengubah karir dan kehidupan pribadi
kita.
4. Belajar kreatif dapat menimbulkan
kepuasan dan kesenangan yang besar.
Kesimpulan
Kreativitas dalam diri seseorang
dipengaruhi oleh faktor baik motivasi dari dalam diri sendiri (intrinsik)
ataupun dari luar diri kita (ekstrinsik). Selanjutnya proses kreativitas dibagi
menjadi 4 yaitu :
1. Tahap Persiapan, memperisapkan diri
dengan mengumpulkan data/ informasi,
2. Tahap Inkubasi, pelepasan inforasi
sejenak.
3. Tahap Iluminasi, timbulnya gagasan
baru.
4. Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan
tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut terhapad realitas. Disini
diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran
kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis).
Belajar kreatif dapat dipelajari
sebenarnya tergantung pada kemauan diri kita sendiri dengan melihat dari
sekitar dan berfikir secara kritis. Pada proses belajar kreatif tidak hanya
melalui buku untuk dibaca namun dapat juga dengan melihat keadaan lingkungan
sekitar dan mencoba mencari solusi dari masalah yang di timbulkan.
Menjadi kreatif sangatlah penting.
Karena kita semua dituntut untuk dapat memberikan gagasan dan ide ide yang
cemerlang dan melakukan pembaharuan dalam berbagai bidang untuk meningkatkan
kesejahteraan baik diri sendiri maupun untuk khalayak umum.
Sumber
Basuki, A.M. Heru. Prof, Dr,Mpsi
(2005). Kreativitas, Keberbakatan, Intelektual, Dan Faktor-Faktor
Pendukung Dalam
Pengembangannya. Jakarta : Universitas Gunadarma
https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/06/20/pembelajaran-aktif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan/
No comments:
Post a Comment