music

Sunday, 19 April 2015

SOFTSKILL PERTEMUAN KE 2

Pertemuan ke 2
nama kelompok :
Adleni Yusli Angraeni (10514336)
Asri Sonya Parwati (11514749)
Gita Regina (14514588)
Michellin Hanada Fardiany (16514638)
Nandya Puspa Andini (17514815)
Sahla Amalia (19514933)

1.      TEORI PENDORONG KREATIVITAS
Kreativitas agar dapat terwujud diperlukan dorongan dari individu (motivasi intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
1)      Motivasi Intrinsik dari Kreativitas
Setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan mewujudkan potensinya, mewujudkan dirinya, dorongan berkembang menjadi matang, dorongan mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitasnya.
Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya manjadi dirinya sepenuhnya. (Rogers dan Vernon 1982)
2)      Kondisi eksternal yang mendorong perilaku kreatif
Kretaivitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul memerlukan kokdisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri potensinya.
Bagaimana cara menciptakan lingkungan eksternal yang dapat memupuk dorongan dalam diri anak (internal) untuk mengembangkan kreativitasnya?
Menurut pengalaman Carl Rogers dalam psikoterapi adalah dengan menciptakan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis.
Keamanan psikologis
Ini dapat terbentuk dengan 3 proses yang saling berhubungan:
a. Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelabihan dan keterbatasannya.

b. Mengusahakan suasana yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada / tidak mengandung efek mengancam. Evaluasi selalu mengandung efek mengancam yang menimbulkan kebutuhan akan pertahanan ego.
c. Memberikan pengertian secara empatis
Dapat menghayati perasaan-perasaan anak, pemikiran-pemikirannya, dapat melihat dari sudut pandang anak dan dapat menenrimanya, dapat memberikan rasa aman.
Kebebasan psikologis
Apabila guru mengijinkan atau memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan secara simbolis (melalui sajak atau gambar) pikiran atau perasaannya. Ini berarti mmebrei kebebasan dalam berfikir atau merasa apa yang ada dalam dirinya.

2.      TEORI TENTANG PROSES KREATIF
a. Teori Wallas
dalam bukunya “The Art of Thought” menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap :
1.      Tahap Persiapan, memperisapkan diri untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan data/ informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain, bertanya kepada orang lain.
2.      Tahap Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan, individu melepaskan diri untuk sementara masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi “mengeramkannya’ dalam alam pra sadar.
3.      Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya “insight” atau “Aha Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru.
4.      Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut terhapad realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis).
b.      Teori Tentang Belahan Otak Kanan Kiri
Sejak anak lahir, gerakannya belum berdifensiasi, selanjutnya baru berkembang menjadi pola dengan kecenderungan kiri atau kanan. Hampir setiap orang mempunyai sisi yang dominan. Pada umunya orang lebih biasa menggunakan tangan kanan (dominasi belahan otak kiri), tetapi ada sebagian orang kidal (dominan otak kanan). Terdapat “dichotomia” yang membagi fungsi mentala menjadi fungsi belahan otak kanan dan belahan otak kiri.

 DIKOTOMI FUNGSI MENTAL

Belahan Otak Kiri        Belahan Otak Kanan
Intelek             Intuisi
Konvergen       Divergen
Intelektual       Emosional
Rasional          Metaforik, intuitif
Verbal Non Verbal
Horizontal       Vertikal
Konkret            Abstrak
Realistis           Impulsif
Diarahkan       Bebas
Diferensial      Eksistensial
Sekuensial       Multipel
Historikal         Tanpa Batas Waktu
Analitis            Sintesis, Holitik
Eksplisit           Implisit
Objekt  if         Subjektif
Sukses if          Simultan
Sumber : Springer, S.P dan Deutsch, 1981

BELAJAR KREATIF
a. Pengertian
kreativitas belajar dapat diartikan sebagai kemampuan siswa untuk menciptakan hal-hal baru dalam belajarnya baik berupa kemauan mengembangkan  kemampuan formasi yang diperoleh dari guru dalam proses belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat membuat kombinasi yang baru dalam belajarnya.

b. Liputan proses belajar kreatif
Secara fisikal, ada beberapa ciri menonjol yang tampak dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kratif adalah sebagai berikut.
1.      Mengandalkan buku sebagai satu-satunya sumber belajar. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih memperkaya pengalaman belajar peserta didik. Bukan semata-mata untuk menjelekan sama sekali buku pelajaran sebagai salah satu sumber belajar peserta didik.
2.      Sumber belajar yang beraneka ragam tersebut kemudian didesain skenario pembelajarannya dengan berbagai kegiatan.
3.      Hasil kegiatan belajar mengajar kemudian dipajang di tembok kelas, papan tulis, dan bahkan ditambah dengan tali rapiah di sana-sini. Pajangan tersebut merupakan hasil diskusi atau hasil karya siswa.pajangan hasil karya siswa menjadi satu ciri fisikal yang dapat kita amati dalam proses pembelajaran.
4.      Kegiatan belajar mengajar bervariasi secara aktif, yang biasanya didominasi oleh kegiatan individual dalam beberapa menit, kegiatan berpasangan, dan kegiatan kelompok kecil antara empat sampai lima orang, untuk mengerjakan tugas-tugas yang telah disepakati bersama, dan salah seorang di antaranya menyampaikan (presentasi) hasil kegiatan mereka di depan kelas. Hasil kegiatan siswa itulah yang kemudian dipajang.
5.      Dalam mengerjakan berbagai tugas tersebut, para siswa, baik secara individual maupun secara kelompok, mencoba mengembangkan semaksimal mungkin kreativitasnya.
6.      Dalam melaksanakan kegiatannya yang beraneka ragam itu, tampaklah antusiasme dan rasa senang siswa.
7.      Pada akhir proses pembelajaran, semua siswa melakukan kegiatan dengan apa yang disebut sebagai refleksi, yakni menyampaikan (kebanyakan secara tertulis) kesan dan harapan mereka terhadap proses pembelajaran yang baru saja diikutinya (Suparlan, 2008: 73)
c. Mengapa belajar kreatif itu penting ?
Refinger (1980 : 9-13) dalam Conny Semawan (1990:37-38) memberikan empat alasan mengapa belajar kreatif itu penting.
1.      Belajar kreatif membantu anak menjadi berhasil guna jika kita tidak bersama mereka. Belajar kreatif adalah aspek penting dalam upaya kita membantu siswa agar mereka lebihmampu menangani dan mengarahkan belajar bagi mereka sendiri.
2.      Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu kita ramalkan yang timbul di masa depan.
3.      Belajar kreatif dapat menimbulkan akibat yang besar dalam kehiduppan kita. Banyak pengalamankreatif yang lebih dari pada sekedar hobi atau hiburan bagi kita. Kita makin menyadari bahwa belajar kreatif dapat mempengaruhi, bahkan mengubah karir dan kehidupan pribadi kita.
4.      Belajar kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan yang besar.

Kesimpulan
Kreativitas dalam diri seseorang dipengaruhi oleh faktor baik motivasi dari dalam diri sendiri (intrinsik) ataupun dari luar diri kita (ekstrinsik). Selanjutnya proses kreativitas dibagi menjadi 4 yaitu :
1.      Tahap Persiapan, memperisapkan diri dengan mengumpulkan data/ informasi,
2.      Tahap Inkubasi, pelepasan inforasi sejenak.
3.      Tahap Iluminasi, timbulnya gagasan baru.
4.      Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut terhapad realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis).
Belajar kreatif dapat dipelajari sebenarnya tergantung pada kemauan diri kita sendiri dengan melihat dari sekitar dan berfikir secara kritis. Pada proses belajar kreatif tidak hanya melalui buku untuk dibaca namun dapat juga dengan melihat keadaan lingkungan sekitar dan mencoba mencari solusi dari masalah yang di timbulkan.
Menjadi kreatif sangatlah penting. Karena kita semua dituntut untuk dapat memberikan gagasan dan ide ide yang cemerlang dan melakukan pembaharuan dalam berbagai bidang untuk meningkatkan kesejahteraan baik diri sendiri maupun untuk khalayak umum.

Sumber
Basuki, A.M. Heru. Prof, Dr,Mpsi (2005). Kreativitas, Keberbakatan, Intelektual, Dan Faktor-Faktor
Pendukung Dalam Pengembangannya. Jakarta : Universitas Gunadarma





No comments:

Post a Comment