music

Sunday, 7 June 2015

softskill pertemuan 3

TUGAS 3

Nama kelompok :
·        Adleni Yusli
·        Asri Sonya parwati
·        Gita Regina
·        Michellin Hanada
·        Nandya Puspa Andhini
·        Sahla Amalia

Kelas : 1PA17

A.   Pengertian Keterbakatan Menurut Para Ahli
Hagen dan Hollingworth (dalam Hawadi 2002) membedakan antara gifted dan talented. Gifted ditujukan pada individu yang memiliki kemampuan akademik tinggi, sedang talented ditujukan pada individu dengan kemampuan unggul dibidang seni, musik, dan drama.
 Cutts dan Musseley (1957 dalam Hawadi 2002) membedakan antara bright dengan gifted dan talented. Bright diartikan individu yang mampu menempuh pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas (kolese) dan lancar dalam karier yang dipilihnya. Gifted diartikan individu yang memiliki potensi yang lebih tinggi daripada individu dengan tingkat bright, sedangkan talented menunjuk pada individu yang memiliki kemampuan tidak lazim (luar biasa dibidang akademis, tanda umum adalah adanya kemampuan yang tergolong superior).
De haan dan Havighurst (1957 dalam Hawadi 2002) individu dengan kemampuan tingkat gifted dibedakan menjadi 2 yaitu first order atau sering disebut extreme gifted, kelompok ini jumlahnya sangat sedikit, second gifted, kelompok ini jumlahnya lebih banyak.
 Coleman (1985 dalam Hawadi 2002) membedakan konsep gifted dengan genius, kosep gifted dan genius tidak dibedakan. Seorang gifted belum tentu genius, karena kelompok ini dinilai belum memberikan kontribusi unik pada lingkungannya dalam kurun waktu tertentu. Seorang genius adalah pasti seorang gifted.
Menurut Feldhusen (1985:16 dalam Hawadi 2002) bahwa genius merujuk pada individu yang memiliki kemampuan tingkat tinggi dan tercermin dalam prestasi yang bermakna atau luar biasa. Sedang gifted merujuk pada individu yang memiliki kemampuan superior.
Menurut Terman (dalam Fawzia 2000) anak berbakat adalah anak yang secara global menguasai semua mata pelajaran dan bahkan berhasil menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi pada usia yang sangat muda. Anak mudah dilihat dari prestasinya yang luar biasa pada seluruh bidang. Mereka memiliki keterampilan verbal yang luar biasa sebaik kemampuan spatial, berhitung maupun logika sehingga memungkinkan untuk menyelesaikan soal-soal matematiika maupun soal-soal mata pelajaran lain.
Penelitian Csikszentmihalyi dari Universitas Chicago bahwa anak-anak dengan kemampuan tinggi yang luar biasa disemua domain, tidak hanya secara akademis tetapi juga dibidang seni rupa, musik, bahkan atletik, sebetulnya secara sosial tidak padu dengan sebayanya. Namun walaupun demikian terdapat adanya kecenderungan dari para ahli bahwa keterbakatan merujuk pada kemampuan intelektual yang tinggi dan tercermin dalam IQ yang tinggi. Kemampuan yang tinggi tersebut oleh beberapa ahli disebut gifted dan beberapa ahli lan menyebut genius dan disebut pula superior dan bright.


B.   Ciri-Ciri Anak Berbakat

a)        Ciri-ciri Intelektual
1.      Mudah menangkap pelajaran
2.      Ingatan baik
3.      Perbendaharaan kata luas
4.      Penalaran tajam (berpikir logis-kritis, memahami hubungan sebab akibat)
5.      Daya konsentrasi baik (perhatian tidak mudah teralihkan)
6.      Menguasi banyak bahan tentang macam-macam topik.
7.      Senang dan sering membaca
8.      Ungkapan diri lancar dan jelas
9.      Pengamat yang cermat
10.  Senang mempelajari kamus, peta, ensiklopedi
11.  Cepat memecahkan soal
12.  Cepat menemukan kekeliruan atau kesalahan
13.  Cepat menemukan asas dalam suatu uraian
14.  Mampu membaca pada usia lebih muda
15.  Daya abstraksi tinggi
16.  Selalu sibuk menangani berbagai hal
b)        Ciri-ciri Kreativitas
1.      Dorongan ingin tahu besar
2.      Sering mengajukan pertanyaan yang baik
3.      Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah
4.      Bebas dalam menyatakan pendapat
5.      Mempunyai rasa keindahan
6.      Menonjol dalam salah satu bidang seni
7.      Mempunyai pendapat sendiri dan mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh orang lain
8.      Rasa humor tinggi
9.      Daya imajinasi kuat
10.  Keaslian (originality) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya : dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal yang jarang diperlihatkan oleh anak-anak lain
11.  Dapat bekerja sendiri
12.  Senang mencoba hal-hal baru
13.  Kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi)
c)        Ciri-ciri Motivasi
1.      Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak berhenti sebelum selesai)
2.      Ulet menghadapi ksulitan(tidak lekas putus asa)
3.      Tidak memerlukan dorongan dari pihak luar untuk berprestasi
4.      Ingin mendalami bahan/ bidang pengetahuan yang diberikan kepadanya
5.      Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasinya)
6.      Menunjukan minat terhadap macam-macam masalah “orang dewasa”
7.      Senang dan rajin belajar, penuh semangat, cepat bosan dengan tugas-tugas rutin
8.      Dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini tersebut)
9.      Mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat menunda pemuasan kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian)
10.  Senang mencari dan memecahkan soal-soal

C.   Ciri Bakat Menurut Konsep Renzulli

Menurut Renzulli menjelaskan kriteria keterbakatan adalah
1.    Kriteria pertama : mempunyai inteligensi tinggi atau IQ diatas rata-rata ( >120), yang antara lain ditandai dengan kemampuan daya abstraksi, kemampuan penalaran yang tinggi serta kemampuan memecahkan masalah
2.    Kriteria kedua : mempunyai kreativitas yang tinggi yang ditandai dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemeahan masalah, dan kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya
3.    Kriteria ketiga : mempunyai tanggung jawab terhadap tugas yang ditandai dengan ketekunan dan keuletan yang amat tinggi, walaupun mengalami bermacam hambatan dan rintangan, serta menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik.

D.   Kurikulum Berdiferensiasi Pada Anak Berbakat

Istilah diferensiasi dalam pengertian kurikulum menunjuk pada kurikulum yang tidak berlaku umum, melainkan dirancang khusus untuk kebutuhan tumbuh kembang bakat tertentu. Kurikulum berdiferensiasi (differ-rentiation instruction) adalah kurikulum pembelajaran yang memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak. Walaupun model pengajaran ini memperhatikan atau berorientasi pada perbedaan-perbedaan individual anak, namun tidak berarti pengajaran harus berdasarkan prinsip satu orang guru dengan satu orang murid. Berbeda dengan kurikulum reguler yang berlaku bagi semua siswa, kurikulum berdiferensiasi bertujuan untuk menampung pendidikan berbagai kelompok belajar, termasuk kelompok siswa berbakat. Melalui program khusus, siswa berbakat akan memperoleh pengayaan dari materi pelajaran, proses belajar dan produk belajar. Kurikulum ini memiliki tiga level kurikulum yaitu:

1.         Prescribed Curriculum and Instruction
Level pertama, prescribed curriculum and instruction adalah kurikulum yang dikembangkan oleh standard lokal dan tidak menyediakan kesempatan untuk strategi belajar yang cocok untuk siswa berbakat.
2.         Teacher-Differentiated Curriculum
Pada level kedua, teacher-differentiated curriculum, guru memodifikasi kurikulum yang telah ada menjadi kurikulum yang menarik dan menantang untuk siswa berbakat. Disini, murid tidak hanya dipandang sebagai seorang ‘murid’ saja, tetapi murid adalah pembelajar aktif.

3.         Learner-Differentiated Curriculum.
Level ketiga, learner-differentiated curriculum, adalah level tertinggi dimana murid berbakat dianggap sebagai “producers of knowledge”, bukan hanya “consumers of knowledge”. Level ini mendukung perkembangan self-discovery, self-esteem, kreativitas, dan otonomi. Selain perkembangan kognitif, pada level ini jug mengembangkan faktor sosial dan emosional murid. (George Betts, 2004:190-191)


Sumber :



Basuki, AM Heru. (2005). Kreatifitas, Keberbekatan, Intelektual, Dan Faktor-Faktor Pendukung Dalam Pengembangannya. Jakarta : Universitas Gunadarma.

No comments:

Post a Comment