TUGAS 3
Nama kelompok :
·
Adleni Yusli
·
Asri Sonya parwati
·
Gita Regina
·
Michellin Hanada
·
Nandya Puspa Andhini
·
Sahla Amalia
Kelas : 1PA17
A.
Pengertian Keterbakatan Menurut Para Ahli
Hagen dan Hollingworth
(dalam Hawadi 2002) membedakan antara gifted dan talented. Gifted ditujukan
pada individu yang memiliki kemampuan akademik tinggi, sedang talented
ditujukan pada individu dengan kemampuan unggul dibidang seni, musik, dan
drama.
Cutts dan Musseley (1957
dalam Hawadi 2002) membedakan antara bright dengan gifted dan talented. Bright
diartikan individu yang mampu menempuh pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas
(kolese) dan lancar dalam karier yang dipilihnya. Gifted diartikan individu
yang memiliki potensi yang lebih tinggi daripada individu dengan tingkat
bright, sedangkan talented menunjuk pada individu yang memiliki kemampuan tidak
lazim (luar biasa dibidang akademis, tanda umum adalah adanya kemampuan yang
tergolong superior).
De haan dan Havighurst
(1957 dalam Hawadi 2002) individu dengan kemampuan tingkat gifted dibedakan
menjadi 2 yaitu first order atau sering disebut extreme gifted, kelompok ini
jumlahnya sangat sedikit, second gifted, kelompok ini jumlahnya lebih banyak.
Coleman (1985 dalam
Hawadi 2002) membedakan konsep gifted dengan genius, kosep gifted dan genius
tidak dibedakan. Seorang gifted belum tentu genius, karena kelompok ini dinilai
belum memberikan kontribusi unik pada lingkungannya dalam kurun waktu tertentu.
Seorang genius adalah pasti seorang gifted.
Menurut Feldhusen (1985:16 dalam Hawadi 2002) bahwa genius merujuk
pada individu yang memiliki kemampuan tingkat tinggi dan tercermin dalam
prestasi yang bermakna atau luar biasa. Sedang gifted merujuk pada individu yang
memiliki kemampuan superior.
Menurut Terman (dalam Fawzia 2000) anak berbakat adalah anak yang
secara global menguasai semua mata pelajaran dan bahkan berhasil menyelesaikan
pendidikan di perguruan tinggi pada usia yang sangat muda. Anak mudah dilihat dari
prestasinya yang luar biasa pada seluruh bidang. Mereka memiliki keterampilan
verbal yang luar biasa sebaik kemampuan spatial, berhitung maupun logika
sehingga memungkinkan untuk menyelesaikan soal-soal matematiika maupun
soal-soal mata pelajaran lain.
Penelitian Csikszentmihalyi dari Universitas Chicago bahwa anak-anak
dengan kemampuan tinggi yang luar biasa disemua domain, tidak hanya secara
akademis tetapi juga dibidang seni rupa, musik, bahkan atletik, sebetulnya
secara sosial tidak padu dengan sebayanya. Namun walaupun demikian terdapat
adanya kecenderungan dari para ahli bahwa keterbakatan merujuk pada kemampuan
intelektual yang tinggi dan tercermin dalam IQ yang tinggi. Kemampuan yang
tinggi tersebut oleh beberapa ahli disebut gifted dan beberapa ahli lan
menyebut genius dan disebut pula superior dan bright.
B.
Ciri-Ciri Anak Berbakat
a)
Ciri-ciri Intelektual
1. Mudah
menangkap pelajaran
2. Ingatan
baik
3. Perbendaharaan
kata luas
4. Penalaran
tajam (berpikir logis-kritis, memahami hubungan sebab akibat)
5. Daya
konsentrasi baik (perhatian tidak mudah teralihkan)
6. Menguasi
banyak bahan tentang macam-macam topik.
7. Senang
dan sering membaca
8. Ungkapan
diri lancar dan jelas
9. Pengamat
yang cermat
10. Senang
mempelajari kamus, peta, ensiklopedi
11. Cepat
memecahkan soal
12. Cepat
menemukan kekeliruan atau kesalahan
13. Cepat
menemukan asas dalam suatu uraian
14. Mampu
membaca pada usia lebih muda
15. Daya
abstraksi tinggi
16. Selalu
sibuk menangani berbagai hal
b)
Ciri-ciri Kreativitas
1. Dorongan
ingin tahu besar
2. Sering
mengajukan pertanyaan yang baik
3. Memberikan
banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah
4. Bebas
dalam menyatakan pendapat
5. Mempunyai
rasa keindahan
6. Menonjol
dalam salah satu bidang seni
7. Mempunyai
pendapat sendiri dan mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh orang lain
8. Rasa
humor tinggi
9. Daya
imajinasi kuat
10. Keaslian
(originality) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya :
dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal yang jarang
diperlihatkan oleh anak-anak lain
11. Dapat
bekerja sendiri
12. Senang
mencoba hal-hal baru
13. Kemampuan
mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi)
c)
Ciri-ciri Motivasi
1. Tekun
menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak
berhenti sebelum selesai)
2. Ulet
menghadapi ksulitan(tidak lekas putus asa)
3. Tidak
memerlukan dorongan dari pihak luar untuk berprestasi
4. Ingin
mendalami bahan/ bidang pengetahuan yang diberikan kepadanya
5. Selalu
berusaha berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasinya)
6. Menunjukan
minat terhadap macam-macam masalah “orang dewasa”
7. Senang
dan rajin belajar, penuh semangat, cepat bosan dengan tugas-tugas rutin
8. Dapat
mempertahankan pendapat-pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu, tidak
mudah melepaskan hal yang diyakini tersebut)
9. Mengejar
tujuan-tujuan jangka panjang (dapat menunda pemuasan kebutuhan sesaat yang
ingin dicapai kemudian)
10. Senang
mencari dan memecahkan soal-soal
C.
Ciri Bakat Menurut Konsep Renzulli
Menurut
Renzulli menjelaskan kriteria keterbakatan adalah
1. Kriteria
pertama : mempunyai inteligensi tinggi atau IQ diatas rata-rata ( >120),
yang antara lain ditandai dengan kemampuan daya abstraksi, kemampuan penalaran
yang tinggi serta kemampuan memecahkan masalah
2. Kriteria
kedua : mempunyai kreativitas yang tinggi yang ditandai dengan kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru, kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru
yang dapat diterapkan dalam pemeahan masalah, dan kemampuan untuk melihat
hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya
3. Kriteria
ketiga : mempunyai tanggung jawab terhadap tugas yang ditandai dengan ketekunan
dan keuletan yang amat tinggi, walaupun mengalami bermacam hambatan dan
rintangan, serta menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dengan
baik.
D.
Kurikulum Berdiferensiasi Pada Anak Berbakat
Istilah
diferensiasi dalam pengertian kurikulum menunjuk pada kurikulum yang tidak
berlaku umum, melainkan dirancang khusus untuk kebutuhan tumbuh kembang bakat
tertentu. Kurikulum berdiferensiasi (differ-rentiation instruction) adalah
kurikulum pembelajaran yang memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak.
Walaupun model pengajaran ini memperhatikan atau berorientasi pada
perbedaan-perbedaan individual anak, namun tidak berarti pengajaran harus
berdasarkan prinsip satu orang guru dengan satu orang murid. Berbeda dengan
kurikulum reguler yang berlaku bagi semua siswa, kurikulum berdiferensiasi
bertujuan untuk menampung pendidikan berbagai kelompok belajar, termasuk
kelompok siswa berbakat. Melalui program khusus, siswa berbakat akan memperoleh
pengayaan dari materi pelajaran, proses belajar dan produk belajar. Kurikulum
ini memiliki tiga level kurikulum yaitu:
1. Prescribed Curriculum and Instruction
Level
pertama, prescribed curriculum and instruction adalah kurikulum yang
dikembangkan oleh standard lokal dan tidak menyediakan kesempatan untuk
strategi belajar yang cocok untuk siswa berbakat.
2. Teacher-Differentiated Curriculum
Pada
level kedua, teacher-differentiated curriculum, guru memodifikasi kurikulum
yang telah ada menjadi kurikulum yang menarik dan menantang untuk siswa
berbakat. Disini, murid tidak hanya dipandang sebagai seorang ‘murid’ saja,
tetapi murid adalah pembelajar aktif.
3. Learner-Differentiated Curriculum.
Level
ketiga, learner-differentiated curriculum, adalah level tertinggi dimana murid
berbakat dianggap sebagai “producers of knowledge”, bukan hanya “consumers of
knowledge”. Level ini mendukung perkembangan self-discovery, self-esteem,
kreativitas, dan otonomi. Selain perkembangan kognitif, pada level ini jug mengembangkan
faktor sosial dan emosional murid. (George Betts, 2004:190-191)
Sumber
:
Basuki,
AM Heru. (2005). Kreatifitas,
Keberbekatan, Intelektual, Dan Faktor-Faktor Pendukung Dalam Pengembangannya.
Jakarta : Universitas Gunadarma.
No comments:
Post a Comment